Sunday, November 13, 2011

Psikologi Pendidikan


PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Pengertian Psikologi Pendidikan
Bila diterjemahkan kata per kata, psikologi memiliki makna yaitu ilmu yang mempelajari tentang jiwa / mental / tingkah laku. Sedangkan Pendidikan bermakna proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan – tindakan belajar. Sehingga Psikologi Pendidikan bermakna studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Psikologi memiliki kaitan yang sangat erat dengan tindakan belajar , sehingga bahan utama dari Psikologi Pendidikan adalah belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan – persoalan yang bekenaan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Sumbangan Psikologi tehadap Pendidikan
Psikologi memberikan wawasan tentang bagaimana memahami perilaku seseorang. Sehingga melalui pendalaman psikologi, seorang pendidik akan mudah untuk memberikan pengajaran apabila diawali dengan pendalaman psikologis / jiwa / mental / tingkah laku individu maupun kelompok penerima pendidikan. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.

Ada beberapa jenis psikologi perkembangan yang terjadi pada manusia, yaitu :
1.      Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik pada manusia ditunjukkan melalui perubahan bentuk fisiknya, yaitu pada otak, otot, kelenjar endokrin atau kelenjar hormone pertumbuhan dan struktur fisik. Pertumbuhan fisik yang paling menonjol ditunjukkan pada kematangannya secara sexual. Ciri sex primer, berkaitan langsung dengan arah reproduksi / jenis kelamin, apakah dia laki-laki atau perempuan. Sedangkan ciri sex sekunder, tidak berkaitan langsung dengan arah reproduksi, yaitu terjadinya menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
2.      Perkembangan Kognitif
Berbicara tentang perkembangan kognitif, itu berarti berbicara tentang proses kemampuan berpikir atau intelektual. Perkembangan ini berkaitan dengan konsep Piaget, yaitu empat periode perkembangan kognitif. Periode awal diawali dengan periode Sensorimotor, periode dimana banyi masih menggunakan reflex-refleks bawaan yang dimilikinya untuk menunjukkan kemampuan berpikir bayi, fase ini juga disebut sebagai fase awal kreatifitas. Kemudian periode yang kedua adalah periode praoperasional. Periode ini ditunjukkan dengan pengembangan keterampilan berbahasanya, meskipun setiap pengucapannya lahir dari pemikiran intuitif, bukan logis. Pada periode seperti ini pula, anak-anak memiliki pemikiran sangat imajinatif. Selanjutnya adalah Periode operasional konkrit. Pada tahapan ini, anak-anak sudah mampu melakukan pengurutan, klasifikasi, decentering, reversibility, konservasi dan mulai menghilangkan sifat egosentrismenya. Pada periode terakhir, disebut sebagai periode operasional formal, dimana pada periode ini, anak sedang mengalami puberitas, sehingga ia juga sudah mampu berpikir secara abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan dari informasi-informasi yang di dapatnya. Periode terakhir inilah yang menjadi periode kematangan seseorang.
3.      Perkembangan Afektif
Berbicara tentang perkembangan afektif, ini berarti berbicara tentang emosional seseorang. Pada dasarnya Emosi terbagi kedalam 2 jenis, yaitu Emosi Primer dan Sekunder. Emosi Primer adalah emosi dasar yang dianggap telah ada secara biologis, artinya telah ada dalam diri kita sejak kita lahir, diantaranya adalah gembira, sedih, marah, dan takut. Sedangkan emosi sekunder adalah emosi yang lebih kompleks dibandingkan dengan emosi primer, artinya emosi yang mengandung kesadaran diri atau evaluasi diri, sehingga pertumbuhannya tergantung pada perkembangan kognitif seseorang. Emosi-emosi yang dimaksud adalah malu, iri hati, dengki, sombong, angkuh, bangga, kagum, takjub, cinta, benci, bingung, terhina, sesal, dll. Pada perkembangannya, emosi dapat dilihat melalui eksperesi wajah ataupun gerak sikap.
4.      Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan suatu symbol yang berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi, berekspresi dan menggambarkan karakter. Perkembangan bahasa dapat diketahui melalui tahapan-tahapan berikut ini. Tahapan pertama, diawali dengan Pralinguisti, yaitu bayi yang mengekspresikan bicaranya melalui mengoceh. Tahapan kedua adalah tahapan Linguistik, tahapan ini terdiri dari tahapan 1 kata, yakni anak menggambarkan sesuatu dengan 1 suku kata ; tahapan 2 kata, yakni tahapan dimana anak menggambarkan sesuatu dengan 2 suku kata ; tahapan diferensiasi, yakni tahapan dimana dimulainya masa tata bahasa awal atau berbicara dalam beberapa kata; dan tahapan tata bahasa lanjutan, yakni tahapan dimana anak sudah mampu menggambarkan seuatu dengan bahasa yang sempurna.
5.      Perkembangan Sosial
Perkembangan ini menunjukkan kemampuan individu untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan social, budaya dan lingkungan tempat tumbuh. Tahapan-tahapan yang dilalui pada proses perkembangan ini pertama kali ditunjukkan oleh bayi, melalui tangisan, tertawa dan ocehan. Tahapan selanjutnya adalah tahapan pada anak. Pada tahap ini, anak bersifat egosentris atau melihat segala sesuatunya berdasarkan pemikirannya saja, pada masa sekolah, pergaulan meluas, inilah awal dari berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Selanjutnya pada saat remaja hingga dewasa, ia sudah mulai menjauh dari keluarga dan mendekat dengan teman sebaya, mampu membentuk kelompok-kelompok atau geng dan mulai mencari identitas dirinya.
6.      Perkembangan Moral
Perkembangan ini menunjukkan bagaimana manusia berperilaku, baik-buruk, etika, nilai dan kebiasaan-kebiasaan. Tahap-tahap perkembangannya dimulai dengan tahap Pra-Konvensional, yakni tahapan dimana anak patuh akan hokum (takut hokum) dan hedonism atau memikirkan diri sendiri. Seiring dengan pertumbuhannya, perkembangan selanjutnya adalah Tahapan KKonvensional, yakni suatu sikap dimana ia sudah melakukan menurut penilaian orang lain, ia juda sudah mempertahankan norma-norma sosialnya (sudah mulai ada kesadaran). Kemudian beralih pada tahapan terakhir, yakni tahapan Pasca-Konvensional. Tahapan ini ditandai dengan adanya prinsip seseorang dengan lingkungannya, ia juga sudah memiliki kesadaran universal atau kesadaran penuh.
7.      Perkembangan agama
Ada perbedaan mendasar antar religiusitas dengan spiritualitas. Religiusitas adalah perilaku beragama, sedangkan spiritualitas adalah aspek kesadaran sepenuhnya, atau perasaan yakin akan adanya Tuhan. Perkembangan agama sesorang ditandai dengan tahapan-tahapan berikut ini. Pertama Stories, ia mengetahui tentang agama melalui cerita atau dongang tentang agama seperti surga dan neraka, nabi, dll. Tahapan selanjutnya adalah tahapan kepercayaan, tahapan dimana ia percaya Tuhan, tapi masih belum tahu alas an kenapa ia mempercayainya. Hingga pada tahapan akhir, yaitu tahapan dimana berlangsungnya tahapan individualis. Tahapan ini ditunjukkan dengan adanya perasaan lemah, dan membutuhkan kekuatan yang lebih besar, yaitu kekuatan Tuhan.


Mungkin cukup sekian penjelasannya, semoga bermanfaat… ^^

2 komentar:

Prihartanto Dwi Saputra said...

mbak saya minta sumber referensi (misalnya buku/jurnal) yang diapkai mbak dalam menulis artikel ini terutama yang tentang emosi sekunder dan primer.. thx u ;)

FARATHIAH said...

maaf bru smpat nge-reply, coba baca bku Psikologi Perkembangan Islami dari Aliah B. Purwakania...

Post a Comment