Showing posts with label psikolinguistik. Show all posts
Showing posts with label psikolinguistik. Show all posts

Wednesday, February 1, 2012

Psikolinguistik : Hipotesis Pemerolehan Bahasa

PEMEROLEHAN BAHASA

Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang anak-anak ketika dia memperoleh bahasa pertamanyaatau bahasa ibunya. Ada 2 proses yang terjadi ketika kanak-kanak sedang memperoleh bahasa pertamanya, yakni proses kompetensi dan proses performansi. Proses kompetensi adalah proses yang terdiri atas 2 hal, yakni proses pemahaman (kemampuan mengamati & mendengar) dan proses menghasilkan kata-kata. Sedangkan proses performansi adalah kemampuan menghasilkan kalimat-kalimat baru dalam linguistic transformasi generative.


Hipotesis Pemerolehan Bahasa

  1. Hipotesis Nurani: hipotesis ini menyatakan bahwa manusia lahir dengan dilengkapi suatu alat yang memungkinkan dapat berbahasa dengan mudah dan cepat. Karena sukar dibuktikan secara empiris, maka hadirlah suatu hipotesis yang disebut hipotesis nurani (pembawaan sejak lahir). Chomsky & Miller mengatakan bahwa alat khusus yang dimiliki setiap anak-anak sejak lahir untuk memperoleh bahasa ibunya ini disebut sebagai LAD (Language Acquisition Device). Buktinya meskipun masukan yang berupa ucapan kalimat yang salah, namun alat ini mampu memformat dan menghasilkan output berupa ucapan / tata bahasa formal. (Chomsky & Miller)
  2. Hipotesis Tabularasa: hipotesis ini menyatakan bahwa otak bayi pada waktu dilahirkan sama seperti kertas kosong yang annti akan diisi oleh pengalaman-pengalaman. Menurut hipotesis ini, semua pengalaman dalam bahasa manusia merupakan hasil dari peristiwa linguistic yang dialami oleh manusia. Sejalan dengan hipotesis ini, behaviorisme menganggap bahwa pengetahuan linguistic terdiri dari rangkaian yang dibentuk dengan cara Stimulus – Respon. (John Locke).
  3. Hipotesis Kesemestaan Kognitif: menurut hipotesis ini, bahasa diperoleh berdasarkan struktur-struktur kognitif deriamotor. Struktur ini diperoleh anak-anak melalui interaksi sengan benda-benda atau disekitarnya. Pemerolehan bahasa bergantung pada pemerolehan proses-proses kognitif lalu memperoleh lambing-lambang linguistic. (Piaget)

Tuesday, January 31, 2012

Psikolinguistik : Gangguan Berbahasa


GANGGUAN BERBAHASA
Gangguan berbahasa ini secara garis besar dapat dibagi dua. Pertama, gangguan akibat faktor medis; Yang dimaksud dengan faktor medis adalah gangguan, baik akibat kelainan fungsi otak maupun kelainan alat-alat bicara dan kedua, akibat faktor lingkungan sosial. Sedangkan, yang dimaksud dengan faktor lingkungan sosial adalah lingkungan kehidupan yang tidak alamiah manusia, seperti tersisih atau terisolasi dari lingkungan kehidupan masyarakat manusia yang sewajarnya.

Faktor medis:
·         Gangguan Mekanisme Berbicara: gangguan berbicara akibat kelainan pada paru-paru (pulmonal), pada pita suara (laringal), pada lidah (lingual), dan pada rongga mulut dan kerongkongan (resonantal)
·         Gangguan Akibat Multifaktorial:
Berbicara Serampangan: sembrono adalah berbicara dengan cepat sekali, dengan artikulasi yang rusak, ditambah dengan “menelan“ sejumlah suku kata, sehingga apa yang diucapkan sukar dipahami,
Berbicara Propulsif: propulsif biasanya terdapat pada para penderita penyakit Parkinson (kerusakan pada otak yang menyebabkan otot menjadi gemetar, kaku, dan lemah).
Berbicara Mutis (Mutisme): tidak berbicara sama sekali. Sebagian dari mereka mungkin masih dapat dianggap membisu, yakni memang sengaja tidak mau berbicara.
·         Gangguan Psikogenik
Berbicara Manja: ada kesan anak (orang) yang melakukannya meminta perhatian untuk dimanja
Berbicara Kemayu: perangai kewanitaan yang berlebihan.
Berbicara Gagap: berbicara yang kacau karena sering tersendat-sendat, mendadak berhenti, lalu mengulang-ulang suku kata pertama, kata-kata berikutnya, dan setelah berhasil mengucapkan kata-kata itu kalimat dapat diselesaikan
Berbicara Latah: menirukan apa yang dikatakan orang lain.
·         Kerusakan Otak: Kerusakan pada daerah Borca dan Wernicke menyebabkan terjadinya gangguan bahasa yang disebut afasia, dalam hal ini Broca sendiri menamai afemia.
·         Gangguan Berpikir:
Pikun (Demensia): kurangnya berfikir, sehingga ekspresi verbalnya diwarnai dengan kesukaran menemukan kata-kata yang tepat. Kalimat seringkali diulang-ulang.
Sisofrenik: Para penderita ini dapat mengucapkan word-salad ini dengan lancar, dengan volume yang cukup, ataupun lemah sekali. Tidak banyak berkomunikasi dengan dunia luar, tetapi banyak berdialog dengan diri sendiri. Ekspresi verbal terbatas, tetapi kegiatan dalam dunia bahasa internal (berbahasa dalam pikiran diri sendiri) sangat ramai.
Depresif: . Kelancaran bicaranya terputus oleh tarikan napas dalam, serta pelepasan napas keluar yang panjang.

Faktor Lingkungan Sosial
·         Yang dimaksud dengan akibat faktor lingkungan adalah terasingnya seorang anak manusia, yang aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan manusia. Keterasingannya bisa disebabkan karena diperlakukan dengan sengaja (sebagai eksperimen) bisa juga karena hidup bukan dalam alam lingkungan manusia.

Reference : Berbagai Sumber

sejarah Psikolinguistik


SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLINGUISTIK

Psikolinguistik merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang proses-proses pemerolehan dan penggunaan bahasa ditinjau dari segi psikologi yang secara umum mempelajari tiga hal utama, yaitu : Comprehension: How people understand spoken and written language, Speech Production: How people produce language, and Acquisition: How people learn language.

1860: Heyman Steinthal (ahli psikologi yang mnjadi linguis) dan Moritz Lazarus (ahli linguistic yg mnjd psklgis)
menerbitkan jurnal ”Zeitschrift fur Volkerpsychologie und Sparch Wissenschaft” (Jurnal Psikologi Sosial dan Linguistik).

1901: Albert Thumb (ahli linguistik) dan Karl Marbe (ahli psikologi)
menerbitkan buku berjudul Experimentelle Untersuchungen über die Psychologishen Grundallen der Sparchichen Analogiebieldung. Kedua pakar tadi menggunakan kaidah-kaidah psikologi eksperimental untuk meneliti hipotesis-hipotesis linguistik yang menghasilkan pengaruh sangat kuat akan lahirnya psikolinguistik.

1951:Sebuah lembaga sosial Amerika bernama Social Science Research Council menyelenggarakan sebuah seminar yang  mempertemukan para pakar linguistik, psikologi, patologi, ahli-ahli teori informasi, dan pembelajaran bahasa. Mereka merumuskan hubungan kerja sama antara psikologi dan linguistik.

1953: Osgood(linguis), Sebeok(linguis), dan Caroll(ahli psikologi)
bertemu dalam seminar di Universitas Indiana Amerika Serikat. Pertemuan ini mengahasilkan buku Psycholinguistic : A Survey of Theory and Research Problems. Inilah buku psikolinguistik pertama yang menggunakan istilah psikolinguistik.

1953: Sarjana pertama disiplin ilmu ini adalah Eric Lenneberg
Dibukanya program khusus psikolinguistik oleh R.Brown merupakan tanda formal ilmu ini adalah disiplin mandiri.

1957: Skinner menerbitkan buku Verbal Behaviour. Pada tahun yang sama Chomsky mengeluarkan buku Syntactic Structure. Yang menjadi pelengkap ilmu psikolinguistik.

1974: Mehler dan Noizet
Perkembangan  disiplin ilmu psikolinguistik penulisan artikel “Vers une Modelle Psycholinguistique du Locuter” yang dimuat di Textes Pourune Psycholinguistique.

Reference : Berbagai Sumber