GANGGUAN BERBAHASA
Gangguan berbahasa ini secara garis besar
dapat dibagi dua. Pertama, gangguan
akibat faktor medis; Yang dimaksud dengan faktor medis adalah gangguan, baik
akibat kelainan fungsi otak maupun kelainan alat-alat bicara dan kedua, akibat faktor lingkungan sosial.
Sedangkan, yang dimaksud dengan faktor lingkungan sosial adalah lingkungan
kehidupan yang tidak alamiah manusia, seperti tersisih atau terisolasi dari
lingkungan kehidupan masyarakat manusia yang sewajarnya.
Faktor medis:
·
Gangguan
Mekanisme Berbicara: gangguan berbicara akibat kelainan pada paru-paru (pulmonal), pada pita suara (laringal), pada lidah (lingual), dan pada rongga mulut dan
kerongkongan (resonantal)
·
Gangguan
Akibat Multifaktorial:
Berbicara Serampangan: sembrono adalah berbicara dengan cepat sekali,
dengan artikulasi yang rusak, ditambah dengan “menelan“ sejumlah suku kata,
sehingga apa yang diucapkan sukar dipahami,
Berbicara Propulsif: propulsif biasanya terdapat pada para
penderita penyakit Parkinson
(kerusakan pada otak yang menyebabkan otot menjadi gemetar, kaku, dan lemah).
Berbicara Mutis (Mutisme): tidak berbicara sama sekali. Sebagian dari
mereka mungkin masih dapat dianggap membisu, yakni memang sengaja tidak mau
berbicara.
·
Gangguan
Psikogenik
Berbicara Manja: ada kesan anak (orang) yang melakukannya
meminta perhatian untuk dimanja
Berbicara Kemayu: perangai kewanitaan yang berlebihan.
Berbicara Gagap: berbicara yang kacau karena sering
tersendat-sendat, mendadak berhenti, lalu mengulang-ulang suku kata pertama,
kata-kata berikutnya, dan setelah berhasil mengucapkan kata-kata itu kalimat dapat
diselesaikan
Berbicara Latah: menirukan apa yang dikatakan orang lain.
·
Kerusakan
Otak: Kerusakan pada daerah Borca dan Wernicke menyebabkan terjadinya gangguan
bahasa yang disebut afasia, dalam hal
ini Broca sendiri menamai afemia.
·
Gangguan
Berpikir:
Pikun (Demensia): kurangnya berfikir, sehingga ekspresi
verbalnya diwarnai dengan kesukaran menemukan kata-kata yang tepat. Kalimat
seringkali diulang-ulang.
Sisofrenik: Para penderita ini dapat mengucapkan word-salad ini dengan lancar, dengan
volume yang cukup, ataupun lemah sekali. Tidak banyak berkomunikasi dengan
dunia luar, tetapi banyak berdialog dengan diri sendiri. Ekspresi verbal
terbatas, tetapi kegiatan dalam dunia bahasa internal (berbahasa dalam pikiran
diri sendiri) sangat ramai.
Depresif:
. Kelancaran bicaranya terputus oleh tarikan napas dalam, serta pelepasan napas
keluar yang panjang.
Faktor Lingkungan Sosial
·
Yang
dimaksud dengan akibat faktor lingkungan adalah terasingnya seorang anak
manusia, yang aspek biologis bahasanya normal dari lingkungan kehidupan
manusia. Keterasingannya bisa disebabkan karena diperlakukan dengan sengaja
(sebagai eksperimen) bisa juga karena hidup bukan dalam alam lingkungan
manusia.
Reference : Berbagai Sumber
Reference : Berbagai Sumber
0 komentar:
Post a Comment